Tuesday, 9 October 2012

# Untuk Indonesia.4 (Mencontek itu (tidak) banyak untungnya)

Saya sebagai siswa, saya juga mengejar apa yang disebut nilai .
Menciptakan sebuah kesempurnaan dan kebanggan untuk orang tua saya, untuk teman2 saya, dan untuk diri saya sendiri .
Secara tidak langsung, nilai2 ujian yang saya dapatkan membuat saya memikirkan masa depan saya .



Sama seperti teman2 pada umumnya,
Tujuan saya belajar di sekolah adalah supaya saya sukses .
Untuk sukses yang luar biasa, berarti saya harus sukses disekolah .
Caranya, belajar yang rajin,
kemudian mendapat nilai yang bagus .
Namun sayangnya, ternyata saya tidak menyukai semua mata pelajaran .
Normal saja kan, kalau dari 14 pilihan, hanya 5 atau 7 atau bahkan cuma 1 yang kita sukai ?
Begitu juga dengan saya, pada saat ini mungkin hanya sekitar 3 pelajaran saja yang saya sukai dari 14 pelajaran wajib disekolah .
Contohkan saja sejarah, biologi dan bahasa inggris .
Saya sangat suka pelajaran tersebut .
Saya selalu dapat nilai diatas 90 untuk 3 mata pelajaran tersebut .
Tapi berita terburuknya, nilai dibawah 75 selalu saya dapatkan untuk pelajaran matematika, kimia, fisika dan menggambar .
Bagaimana mungkin saya bisa lulus dan mendapatkan kerja kalau pelajaran yang seperti diatas tidak bisa mendapat nilai bagus ?
Akhirnya saya putuskan untuk MENCONTEK !
kan yang penting tujuannya, lha wong tujuan kita sama .
Yaitu pingin sukses di masa depan, setelah itu bisa membawa indonesia yang lebih baik .



Tapi apa itu yang kita cari di dunia ?
Apakah menghalalkan segala cara untuk mencapai kesempurnaan ?
Menjadikan jalan haram sebagai jalan kebahagiaan untuk mencapai kesuksesan ?
Mencuri uang dari orang - orang kaya untuk kegiatan sosial pada fakir miskin ?
Hmm .
Itu sama saja !
Mencontek sama saja dengan mencuri harta yang digunakan untuk kegiatan sosial .
Tujuan bagus, hasilnya berdampak positif, tapi melalui proses yang dilarang .

Ya, memang kita tau, apa yang sebagian pelajar lakukan adalah karena keadaan .
Tapi menjadi diri sendiri akan jauh lebih mulia dan membahagiakan .
Apakah kita akan terus menerus bersandiwara menjadi orang lain ?
Didalam kebahagiaan palsu dan kesempurnaan palsu ?

0 comments:

Post a Comment